Rabu, 20 Oktober 2010

TUGAS PKLH

BAB I
PENDAHULUAN
A.Pengantar perlunya atau latar belakang pentingnya PKLH dalam pendidikan

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) sudah mulai dirintis di Indonesia sejak tahun 1975. Namun dinamika perkembangan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya baik secara global, nasional maupun lokal begitu pesat selama tahun belakangan ini, sehingga ”pengkemaskinian” (updating) dan pembaharuan memang akan selalu diperlukan.

Tampaknya, tidak ada tonggak pembaharuan yang sangat patut diperhitungkan selain dari masa pasca-1992. pada tahun 1992 telah terjadi peristiwa penting: Konferensi Pembangunan dan Lingkungan yang disusul dengan Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (KTT-Bumi) yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro, Brasil dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 14 Juni 1966.
Dengan berkembangnya keinginan pemerintah menyinergikan antara akhlak dan psikomotorik siswa melalui berbagai macam pendekatan pendidikan, hingga akhirnya diluncurkan keinginan pemerintah menggiatkan kembali pendidikan lingkungan hidup yang diimplementasikan melalui muatan lokal. Dalam struktur pengembangan kurikulum berbasis kompetensi menurut satuan pendidikan atau yang dikenal dengan KTSP, setiap sekolah yang notabene menyepakati dilaksanakannya KTSP di sekolah masing-masing sudah harus menyiapkan perangkat maupun tenaga guru pengelola muatan lokal ini. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang komprehensif memiliki konten muatan lokal sebagai bagian yang diajarkan integratif di dalamnya, terutama untuk Kalimantan Tengah yang mengalami penyusutan hutan setiap tahun akibat pembalakan liar (illegal logging), selain itu ada pembalakan ikan (illegal fishing), dan pembalakan pertambahan (illegal mining) — dunia pertambangan bertautan dengan mineral (sumber daya yang tidak bisa diperbaharui tetapi terus dicari sebagai sumber energi maupun dasar metalurgi untuk mendukung sarana prasarana dasar pembangunan dengan produk logam maupun dengan dalih industri hulu ke hilir.
Upaya konkrit perlindungan terhadap lingkungan yang saat ini hot adalah penghentian pembakaran lahan sebagai antisipasi produksi asap (smoke) bukan kabut (haze) karena selama ini diyakini hasil land clearing (apakah oleh pengusaha besar-masyarakat umum-pengusaha kecil) yang bergerak di bidang perkebunan-pertanian-kehutanan telah membawa dampak buruk bagi hubungan regional Indonesa-Malaysia-Singapura.. dengan adanya eksport asap tahun 2000-an hingga 2006 kemarin.

Manusia terdiri atas pikiran dan rasa dimana keduanya harus digunakan. Rasa menjadi penting digerakkan terlebih dahulu, karena seringkali dilupakan. Bagaimana memulai pendidikan lingkungan hidup? Pendidikan Lingkungan Hidup harus dimulai dari hati. Tanpa sikap mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang diberikan hanya akan menjadi sampah semata. Untuk membangkitkan kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus dilakukan adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan telah terjadi, maka dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar